Tiga Masalah Utama Sriwijaya FC

Irzi Ahmad R
2 min readDec 10, 2024

--

Sriwijaya FC sedang di ujung tanduk. Selama 12 pertandingan, Laskar Wong Kito hanya mampu memenangkan 1 pertandingan dan seri 4 kali. Rentetan kekalahan yang terjadi saat ini merupakan kumpulan dari “dosa besar” yang sudah ditumpuk oleh pemangku kepentingan Srwiijaya hingga sekarang.

Terdapat beberapa akar masalah di Sriwijaya yang belum dituntaskan sampai sekarang. Akar masalah pertama adalah ketergantungan terhadap APBD. Sriwijaya mampu meraih double winner dan juara keduanya dengan didanai habis-habisan oleh biaya APBD. Apabila pemegang biaya ini tidak mampu mendanai tim, maka tim akan mati beserta dengan pemangku jabatannya. Alhasil, tim dan fans terjebak dalam mentalitas instan, mencari figur “berduit” yang dianggap bisa memecahkan seluruh masalah dengan uangnya.

Akar masalah kedua adalah kurangnya struktur organisasi yang memadai. Kurangnya struktur organisasi ini membuat jalannya tim menjadi kacau. Tujuan dari struktur organisasi yang rinci dan menyeluruh adalah untuk membagi tanggung jawab dengan adil dan tepat sasaran. Apabila proses tersebut tidak berjalan dengan baik, maka masyarakat tidak dapat berkontribusi terhadap tim dan akan terjadi banyak rangkap jabatan.

Akar masalah ketiga adalah kurangnya pergerakan akar rumput di Sumatra Selatan. Di pulau Jawa, Bali, dan Makassar, pergerakan akar rumput dari fans mampu membawa tekanan terhadap jajaran manajemen untuk membenahi tim. Akan tetapi, pergerakan di Palembang bisa dibilang terpecah dan kurang memiliki figur pemimpin yang kritis. Alhasil, demo yang dilakukan kurang efektif dan kurang tepat sasaran.

Tiga masalah ini membuat Sriwijaya tidak mampu untuk bangkit ke Liga 1 dan bersaing dengan tim lainnya. Namun, beruntungnya, masalah ini dapat diperbaiki apabila tiap pemangku jabatan (direksi, manajemen, fans) serius untuk membenahi tim.

--

--

No responses yet