Terima Kasih, Neida!

Irzi Ahmad R
2 min readJan 8, 2025

--

Pada saat kedatangan Neida Aleida sebagai vokalis terbaru HIVI!, terdapat pertanyaan besar mengenai arah perkembangan grup asal Jakarta ini. Ditinggal oleh Dea Delila pada tahun 2016, Neida punya tanggung jawab besar untuk meneruskan legacy yang sudah ditasbihkan oleh Dea.

Pada masa Dea, HIVI! dikenal dengan musik yang terbilang upbeat, atau asyik dan happy. Di sisi lain, Dea juga mampu untuk membawakan lagu galau tanpa terkesan mendayu-dayu, seperti Orang Ketiga. Masyarakat mengenal HIVI! sebagai grup musik yang mampu mengemas dinamika percintaan dengan apik.

Ketika Neida mengambil alih, gaya bermusik HIVI! sedikit berubah menjadi kompleks, bervariasi, dan mendalam. Ini terbilang cocok dengan suara Neida yang lebih merdu dan menyesuaikan pada lagu, dibandingkan dengan suara Dea yang terbilang menonjol dan bernada tinggi.

Kereta Kencan, album HIVI! pada tahun 2017 menunjukkan perubahan gaya bermusik tersebut. Kita disuguhkan lagu berapi-api (Kereta Kencan), polos (Merakit Perahu), happy (Sama-Sama Tahu), santai seakan menikmati hidup (Remaja, Apa Adanya), hingga mendayu-dayu (Pelangi, Siapkah Kau ‘Tuk Jatuh Cinta Lagi).

Kereta Kencan memiliki tempat spesial di hati masyarakat Indonesia, yang terbukti dari penasbihannya sebagai Album Terbaik pada Indonesian Choice Awards. Album ini sangat menggambarkan HIVI!, yang mampu menjelaskan naik turunnya kisah percintaan remaja dengan sempurna.

Namun menurutku, puncak permusikan HIVI! yang sebenarnya pada masa Neida adalah album Ceritera (2019). HIVI! bergerak dari konsep cinta-cintaan menjadi lebih menyeluruh, yang bisa dilihat dari lagu pemantik semangat (Jatuh, Bangkit Kembali!) dan daur ulang lagu Pemuda ciptaan Chaseiro.

Gaya bermusik HIVI! pun semakin dibuat bervariasi, di mana suara Neida dibarengi dengan instrumental yang lebih kompleks. Meskipun Bahagia terlihat seperti lagu “setelan pabrik,” lagu-lagu seperti Musim Hujan; Tersenyum, Untuk Siapa?; dan Bumi Dan Bulan memiliki perbedaan tajam pada gayanya.

Meskipun secara kualitas, menurutku, Ceritera mengalahkan Kereta Kencan, album ini terkesan eksperimental, atau coba-coba. Tidak terdapat satu tema jelas seperti Kereta Kencan, yang membuat album ini lebih tidak lekat di hati masyarakat kita.

HIVI! setelahnya lebih sering mendaur ulang lagu-lagu lawas, dan Semenjak Ada Dirimu menjadi salah satu yang lebih sukses. Neida dan rekan sevokalisnya, Ilham Aditama, mampu untuk membuat lagu ini menjadi lebih harmonis. Bisa dibilang lagu ini adalah puncak chemistry mereka sebagai sepasang vokalis.

Neida mampu menasbihkan pondasi yang sudah dibangun oleh HIVI! pada masa awal bentukannya, dan membawa HIVI! pada puncak popularitas yang seharusnya mereka dapatkan. Sukses terus untuk kedepannya, Neida!

--

--

No responses yet