Kebangkitan Ryan Gravenberch
Sang gelandang menemukan tajinya kembali di masa Arne Slot
Ryan Gravenberch dulunya merupakan gelandang yang sangat potensial di Ajax. Tinggi, elegan, dan punya visi, pemain asal Belanda ini mampu menarik minat tim-tim besar Eropa. Bayern Muenchen pun meminangnya, namun hasil membuktikan bahwa Gravenberch belum siap merumput di ajang yang lebih akbar. Pun perpindahannya di Liverpool bisa dibilang belum berjalan dengan mulus.
Semua itu berubah ketika pelatih senegaranya, Arne Slot, menduduki kursi kepelatihan The Reds. Gravenberch seketika menjadi gelandang andalan Liverpool, dan mampu untuk menunjukkan potensi terbaiknya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Gravenberch dibeli pada masa-masa akhir kepemimpinan Jurgen Klopp, di mana permainan sangat sarat dengan zonal marking dan serangan cepat. Ini terbukti dari data, di mana Liverpool lebih cepat memainkan bola ke depan.
Apabila bola didapatkan, maka bola tersebut akan langsung dimainkan ke penyerang. Trent Alexander-Arnold berperan menjadi playmaker utama, sedangkan Gravenberch lebih diplot sebagai gelandang yang memberikan keseimbangan di lini serang.
Salah satu cuplikan serangan Liverpool (23/24) bisa dilihat di sini.
Sebaliknya, Liverpool bermain lebih pelan pada masa Arne Slot. Mereka lebih bersabar dalam hal membawa bola ke depan, namun di sisi lain tetap cepat menemukan celah apabila ada.
Serangan Liverpool terbilang lebih bervariasi dibawah Slot. Apabila mereka tidak menemukan celah, maka bola akan digulirkan dari kiri ke kanan. Ketika celah terbuka lebar, mereka akan langsung mengincarnya.
Salah satu cuplikan serangan Liverpool (24/25) bisa dilihat di sini.
Perubahan skema ini sangat menguntungkan Gravenberch. Yang mana dulunya ia “dipaksa” bermain sesuai sistem (ala Henderson dan Wijnaldum), sekarang ia lebih diberikan kebebasan oleh Slot. Ini terlihat di data, di mana ia lebih aktif dalam melakukan playmaking hingga terlibat ketika bertahan.
Gravenberch juga diberikan tanggung jawab yang lebih besar di lini tengah, namun kali ini ia bisa menjawabnya. Pusat serangan Liverpool terpusat padanya, dan dengan dibekali oleh bakat playmaking, serta fisik yang tergenjot selama masa Jurgen Klopp, ia mampu untuk menjadi pembeda di lini tengah The Reds.
Sekarang, ia mampu menasbihkan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik di Liga Inggris. Dengan playmaking-nya, Liverpool mampu untuk menyerang lewat tengah dan lewat sayap. Ia juga mampu membawa bola ke depan untuk diserahkan pada penyerang Liverpool. Gravenberch melakukan sesuatu sesuai porsinya, ciri khas permainan Arne Slot.
Gravenberch tidak berevolusi, ia hanya menemukan tempatnya. Kemampuannya disalahgunakan oleh Klopp, dan ia berada di sistem yang sesuai dengan kemampuannya. Bisa dibilang, ia juga memiliki andil dalam kebangkitan Liverpool pada musim ini.
Data dan grafik: Opta Analyst, The Athletic melalui Sezer Unar
Daftar Pustaka:
- Benson, R. (2024, October 21). How Do Playing Styles Change Across the Top European Leagues? Opta Analyst. https://theanalyst.com/eu/2024/10/playing-styles-top-five-european-leagues-stats
- Evans, G. (2024, December 3). How Ryan Gravenberch became one of Liverpool’s ‘untouchables.’ The Athletic. https://www.nytimes.com/athletic/5962721/2024/12/03/ryan-gravenberch-liverpool-untouchable/
- Wright, N. (2024, August 31). Ryan Gravenberch impressing as Liverpool’s No 6 to soften Martin Zubimendi blow — The Radar. Sky Sports. https://www.skysports.com/football/news/11096/13205473/ryan-gravenberch-impressing-as-liverpools-no-6-to-soften-martin-zubimendi-blow-the-radar