Jangan Pernah Menaruh Gelandang Menjadi Striker

Irzi Ahmad R
2 min readJun 25, 2024

--

Opini ini menurutku sangat lucu: apabila gelandang sedang gacor dan banyak mencetak gol, maka mereka cocok bermain menjadi striker. Masalahnya alasan kenapa striker dan gelandang mencetak gol itu sangat berbeda.

Striker berposisi di paling depan. Karena tidak ada pemain yang berada di depan, maka tidak ada yang akan membuat pergerakan. Oleh karena itu, maka striker lah yang akan membuat pergerakannnya sendiri. Pergerakan ini dapat berupa:

  • Memunggungi dan memutari bek lawan
  • Berlari ke kotak penalti setelah melihat ruang kosong
  • Melakukan langkah kecil untuk menciptakan jarak
  • Mendorong bek dengan “halus” untuk menciptakan jarak,

beserta pergerakan lainnya. Alhasil, gol-gol yang dicetak penyerang umumnya ditentukan oleh pergerakannya sendiri.

Gelandang, di sisi lain, berposisi di tengah. Ia dihimpit oleh penyerang dan bek. Oleh karena itu, gelandang masih boleh bergerak, namun pergerakannya juga ditentukan oleh gerakan penyerang. Ia hanya akan dapat ruang kosong apabila penyerang menciptakannya. Alhasil, ketika mencetak gol, maka situasinya akan lain dengan penyerang:

  • Ia dapat menggiring bola dan menembak apabila penyerang mengunci (memosisikan dirinya) di antara bek lawan
  • Ia akan lari ke kotak penalti apabila penyerang berlari ke kotak penalti dan membawa lini pertahanan (atau satu bek) bersamanya
  • Ia akan menembak dari jarak jauh apabila situasi kemelut membuat lawan bingung dan tertumpuk ke satu arah.

Gelandang seperti Rodri, McTominay, hingga Gundogan memiliki stamina, antisipasi, hingga kecepatan yang mumpuni untuk bisa membaca ruang kosong. Namun, kemampuan mereka untuk melakukan pergerakan, berduel dengan bek, hingga menciptakan jarak dari lawan tidak sekuat striker pada umumnya.

Oleh karena itu, mereka akan kesulitan apabila diposisikan menjadi striker.

--

--

No responses yet