Gündoğan adalah Legenda
Ilkay Gündoğan adalah salah satu pemain terbaik yang Premier League pernah lihat. Menurutku, dia pantas disandingkan selayaknya pemain seperti de Bruyne, Gerrard, Lampard, hingga Scholes.
Gündoğan sering kali tersisih, secara nama, di City. Umpannya tak sejitu de Bruyne, dribelnya tidak selicin Bernardo, dan otaknya tidak seencer Rodri. Namun, ada satu hal yang menurutku Gündoğan ungguli dari pada setiap pemain ini: mentalitas.
Gündoğan tidak pernah berteriak, membentak, maupun mengejar dengan ngotot untuk menunjukkan mentalitasnya. Mentalitasnya terselubung, dan mungkin bisa dirasakan oleh orang yang menetap sebagai imigran: kemampuannya untuk menyesuaikan diri dan bertahan di lingkungan apa pun.
Gündoğan hanya diam, ia menunjukkan kekuatannya di lapangan, atau dengan sepatah kata yang menunjukkan bahwa ia punya kendali untuk mengubah jalannya pertandingan. Ia menyesuaikan diri terhadap situasi di pertandingan, dan permainan rekannya. Ia juga tahu bahwa menyalahkan wasit adalah hal yang percuma saja, apabila situasi memang menunjukkan ketidakidealannya.
Kepemimpinan ditunjukkan lewat aura, dan aura dari Gündoğan memengaruhi mentalitas dari timnya. Ia yang menjadi kapten ketika City mendapatkan treble, bukan de Bruyne, Rodri, Kyle Walker, maupun Ruben Dias. Ia merupakan seorang pemain yang membuat satu tim menjaga ketahanan di lapangan.
Bagiku, Ilkay Gündoğan tetap merupakan seorang legenda. Ia terlihat kecil dan lemah, namun jiwanya sangat besar. Seorang kapten sejati, dan tidak akan pernah luntur.