Apa yang Dikatakan tentang Guardiola Memang Benar

Irzi Ahmad R
2 min readNov 20, 2024

--

Gambar diambil dari Getty Images

Pep memang sangat dimanja oleh petingginya. Di sisi lain, berapa banyak pelatih yang mendapatkan pemain yang ia mau, tapi mendapatkan hasil yang konsisten? Tentunya tidak banyak.

Pep adalah seseorang yang mempunyai visi. Visi tersebut ia canangkan untuk mendapatkan satu hal: kesempurnaan. Dalam meraih kesempurnaan tersebut, Pep akan melakukan apa saja. Ia memanglah seorang ideolog, namun ideolog yang fleksibel.

Pep telah mengalami banyak hal: ia memenangkan Liga Champions dengan pemain bengal seperti Romario dan Stoichkov. Di sisi lain, ia merupakan seorang murid yang sangat disukai dan disanjung oleh junjungannya, Johan Cruyff.

Ia tahu, bahwa tidak selamanya filosofi itu sempurna, dan terkadang sebagai seorang pelatih, ia harus fleksibel menyokong kemampuan pemainnya. Salah satu contoh fleksibelnya Pep adalah dengan memberikan kebebasan penuh terhadap Messi dan Haaland. Berapa banyak manajer yang ego-nya sangat tinggi sehingga dia takut terhadap superstar? Banyak, Pep juga termasuk. Namun, ia tahu pemain mana yang benar-benar spesial.

Pep juga merupakan seseorang dengan mentalitas yang tinggi. Ia merintis dari seorang anak desa di Katalan, menjadi anak gawang di Camp Nou, pemain muda Barcelona, legenda Barcelona, hingga menjadi pelatih terbaik di dunia. Proses yang Pep lewati membentuk dirinya yang sekarang: seorang pelatih intelektual yang selalu ingin belajar, dengan mentalitas yang terbentuk sempurna.

Ia belajar dari siapa saja: sang grandmaster Magnus Carlsen, permainan Boston Celtics, pelatih antah berantah yang menjadi teman dekatnya (Juanma Lillo), hingga Marcelo Bielsa. Kemampuannya untuk belajar dari berbagai macam bidang patut untuk dikagumi.

Kemampuan belajar ini pula membuatnya mampu untuk selangkah lebih maju di antara tim lainnya: ia terus beradaptasi terhadap perubahan zaman. Di kala pelatih lain tetap nyaman dengan metode permainannya yang usang, Pep selalu memperbaharui gaya permainannya. Bahkan, ia pun bisa memasukkan long ball, aspek permainan yang paling tidak ia sukai, pada Manchester City.

Kecerdasan serta ilmunya membuat pemainnya jauh lebih baik. Pemain yang ia beli meningkat kemampuannya dalam segi kecerdasan, stamina, dan mentalitas. Kevin de Bruyne menjadi gelandang terbaik, Bernardo menjadi salah satu gelandang paling serba bisa, Rodri berkembang menjadi gelandang terbaik dunia, dan Gundogan menjadi pemimpin sejati.

Pep, layaknya setiap orang hebat, akan terus dibenci dan dicari-cari kelemahannya. Namun, setiap kelebihannya akan selalu mengalahkan kelemahan tersebut, dan ia selalu bisa membuktikannya di atas lapangan.

--

--

No responses yet